Selasa, 15 Oktober 2013

SALAH SATU UPACARA TRADISIONAL DI INDONESIA ( UPACARA SEREN TAUN)


Upacara Seren Taun adalah upacara adat khas tradisional Jawa Barat dimana upacara adat ini intinya adalah mengangkut padi (ngangkut pare) dari sawah ke leuit (lumbung padi) dengan menggunakan pikulan khusus yang disebut rengkong dengan diiringi tabuhan musik tradisional. Upacara ini berlangsung khidmat dan semarak di berbagai desa adat Sunda. Upacara adat sebagai syukuran masyarakat agraris ini diramaikan ribuan masyarakat sekitarnya, bahkan dari beberapa daerah di Jawa Barat dan mancanegara. Selanjutnya diadakan riungan (pertemuan) antara sesepuh adat/pemuka masyarakat dengan para pejabat pemerintah setempat.

Kehadiran pejabat setempat adalah untuk menyampaikan berita gembira mengenai keberhasilan panen (hasil tani) dan kesejahteraan masyarakat yang dicapai dalam kurun waktu yang telah dilalui. Salah satu ciri khas di dalam upacara ini adalah dengan prosesi seba atau dapat diartikan semacam menyampaikan segala hasil tani yang telah dicapai untuk dapat dinikmati oleh pejabat-pejabat setempat yang diundang untuk menghadiri acara tersebut.

Salah satu tujuan upacara adat ini adalah sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas keberhasilan dan perlindungan selama masa tani serta sebagai sebuah permohonan agar di masa kedepan na dapat emmperoleh hasil tani yang lebih baik lagi. Upacara Sereh Taun ini dapat kita jumpai di Kasepuhan Sirnarasa Cisolok, Sukabumi Selatan; Cigugur-Kuningan.

berasal dari kata dalam Bahasa Sunda seren yang artinya serah, seserahan, atau menyerahkan, dan taun yang berarti tahun. Jadi Seren Tahun bermakna serah terima tahun yang lalu ke tahun yang akan datang sebagai penggantinya. Dalam konteks kehidupan tradisi masyarakat peladang Sunda, seren taun merupakan wahana untuk bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala hasil pertanian yang dilaksanakan pada tahun ini, seraya berharap hasil pertanian mereka akan meningkat pada tahun yang akan datang.

Lebih spesifik lagi, upacara seren taun merupakan acara penyerahan hasil bumi berupa padi yang dihasilkan dalam kurun waktu satu tahun untuk disimpan ke dalam lumbung atau dalam bahasa Sunda disebut leuit. Ada dua leuit; yaitu lumbung utama yang bisa disebut leuit sijimat, leuit ratna inten, atau leuit indung (lumbung utama); serta leuit pangiring atau leuit leutik (lumbung kecil). Leuit indung digunakan sebagai sebagai tempat menyimpan padi ibu yang ditutupi kain putih dan pare bapak yang ditutupi kain hitam. Padi di kedua leuit itu untuk dijadikan bibit atau benih pada musim tanam yang akan datang. Leuit pangiring menjadi tempat menyimpan padi yang tidak tertampung di leuit indung.

Menurut catatan sejarah dan tradisi lokal, perayaan Seren Taun sudah turun-temurun dilakukan sejak zaman Kerajaan Sunda purba seperti kerajaan Pajajaran. Upacara ini berawal dari pemuliaan terhadap Nyi Pohaci Sanghyang Asri, dewi padi dalam kepercayaan Sunda kuno. Sistem kepercayaan masyarakat Sunda kuno dipengaruhi warisan kebudayaan masyarakat asli Nusantara, yaitu animisme-dinamisme pemujaan arwah karuhun (nenek moyang) dan kekuatan alam, serta dipengaruhi ajaran Hindu. Masyarakat agraris Sunda kuno memuliakan kekuatan alam yang memberikan kesuburan tanaman dan ternak, kekuatan alam ini diwujudkan sebagai Nyi Pohaci Sanghyang Asri, dewi padi dan kesuburan. Pasangannya adalah Kuwera, dewa kemakmuran. Keduanya diwujudkan dalam Pare Abah (Padi Ayah) dan Pare Ambu (Padi Ibu), melambangkan persatuan laki-laki dan perempuan sebagai simbol kesuburan dan kebahagiaan keluarga. Upacara-upacara di Kerajaan Pajajaran ada yang bersifat tahunan dan delapan tahunan. Upacara yang bersifat tahunan disebut Seren Taun Guru Bumi yang dilaksanakan di Pakuan Pajajaran dan di tiap wilayah. Upacara besar yang bersifat delapan tahunan sekali atau sewindu disebut upacara Seren Taun Tutug Galur atau lazim disebut upacara Kuwera Bakti yang dilaksanakan khusus di Pakuan.

Kegiatan Seren Taun sudah berlangsung pada masa Pajajaran dan berhenti ketika Pajajaran runtuh. Empat windu kemudian upacara itu hidup lagi di Sindang Barang, Kuta Batu, dan Cipakancilan. Namun akhirnya berhenti benar pada 1970-an. Setelah kegiatan ini berhenti selama 36 tahun, Seren Taun dihidupkan kembali sejak tahun 2006 di Desa Adat Sindang Barang, Pasir Eurih, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor. Upacara ini disebut upacara Seren Taun Guru Bumi sebagai upaya membangkitkan jati diri budaya masyarakat Sunda.

Di Cigugur, Kuningan, upacara seren taun yang diselenggarakan tiap tanggal 22 Rayagung-bulan terakhir pada sistem penanggalan Sunda, sebagaimana biasa, dipusatkan di pendopo Paseban Tri Panca Tunggal, kediaman Pangeran Djatikusumah, yang didirikan tahun 1840. Sebagaimana layaknya sesembahan musim panen, ornamen gabah serta hasil bumi mendominasi rangkaian acara.

Masyarakat pemeluk kepercayaan Sunda Wiwitan tetap menjalankan upacara ini, seperti masyarakat Kanekes, Kasepuhan Banten Kidul, dan Cigugur. Kini setelah kebanyakan masyarakat Sunda memeluk agama Islam, di beberapa desa adat Sunda seperti Sindang Barang, ritual Seren Taun tetap digelar dengan doa-doa Islam. Upacara seren taun bukan sekadar tontonan, melainkan juga tuntutan tentang bagaimana manusia senantiasa bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, terlebih di kala menghadapi panen. Upacara ini juga dimaksudkan agar Tuhan memberikan perlindungan di musim tanam mendatang.

Rangkaian ritual upacara Seren Taun berbeda-beda dan beraneka ragam dari satu desa ke desa lainnya, akan tetapi intinya adalah prosesi penyerahan padi hasil panen dari masyarakat kepada ketua adat. Padi ini kemudian akan dimasukkan ke dalam leuit (lumbung) utama dan lumbung-lumbung pendamping. Pemimpin adat kemudian memberikan indung pare (induk padi/bibit padi) yang sudah diberkati dan dianggap bertuah kepada para pemimpin desa untuk ditanan pada musim tanam berikutnya.

Di beberapa desa adat upacara biasanya diawali dengan mengambil air suci dari beberapa sumber air yang dikeramatkan. Biasanya air yang diambil berasal dari tujuh mata air yang kemudian disatukan dalam satu wadah dan didoakan dan dianggap bertuah dan membawa berkah. Air ini dicipratkan kepada setiap orang yang hadir di upacara untuk membawa berkah. Ritual berikutnya adalah sedekah kue, warga yang hadir berebut mengambil kue di dongdang (pikulan) atau tampah yang dipercaya kue itu memberi berkah yang berlimpah bagi yang mendapatkannya. Kemudian ritual penyembelihan kerbau yang dagingnya kemudian dibagikan kepada warga yang tidak mampu dan makan tumpeng bersama. Malamnya diisi dengan pertunjukan wayang golek.

Puncak acara seren taun biasanya dibuka sejak pukul 08.00, diawali prosesi ngajayak (menyambut atau menjemput padi), lalu diteruskan dengan tiga pergelaran kolosal, yakni tari buyung, angklung baduy, dan angklung buncis-dimainkan berbagai pemeluk agama dan kepercayaan yang hidup di Cigugur.

Rangkaian acara bermakna syukur kepada Tuhan itu dikukuhkan pula melalui pembacaan doa yang disampaikan secara bergantian oleh tokoh-tokoh agama yang ada di Indonesia. Selanjutnya, dilaksanakan kegiatan akhir dari Ngajayak, yaitu penyerahan padi hasil panen dari para tokoh kepada masyarakat untuk kemudian ditumbuk bersama-sama. Ribuan orang yang hadir pun akhirnya terlibat dalam kegiatan ini, mengikuti jejak para pemimpin, tokoh masyarakat, maupun rohaniwan yang terlebih dahulu dipersilakan menumbuk padi. Puluhan orang lainnya berebut gabah dari saung bertajuk Pwah Aci Sanghyang Asri (Pohaci Sanghyang Asri).

upacara seren taun di kuningan rutin diadakan di desa cigugur tepatnya di gedung paseban tri panca tunggal. upacara seren taun selalu ramai dan berlangsung meriah itu terlihat dari banyaknya animo masyarakat yang datang untuk menyaksikan upacara seren tahun ini dan bukan hanya dari golongan masyarakat biasa saja yang tertarik untuk menyaksikan upacara seren tahun ini, jika sobat pernah menyaksikan upacara seren taun pasti sobat akan melihat banyak pejabat penting negara,artis bahkan bule sekalipun banyak yang menyaksikan upacara seren taun. upacara seren tahun selain sebagai tanda ucapan syukur masyarakat sunda  atas hasil pertanian yang di dapat ternyata mempunyai konsep lain juga yaitu menerapkan ciri budaya Indonesia yaitu Bhineka Tunggal Ika (berbeda beda tetapi tetap satu) itu terlihat dari banyaknya kepala adat dari berbagai suku yang ada di indonesia yang ikut memeriahkan upacara seren taun. berikut garis besar susunan acara rangkaian upacara seren taun.

1. Damar Sewu (seribu damar)
sobat semua pasti tau kan yang namanya damar /obor? damar sewu merupakan acara pembuka dalam upacara seren tahun. damar sewu biasa diadakan pada malam hari (sekitar jam 7 malam) damar sewu dimulai dengan penyalaan obor besar yang ada di halaman gedung paseban tri panca tunggal oleh seorang pemuda yang menunggangi kuda sambil membawa obor. setelah obor besar menyala dilanjutkan dengan menyalakan obor obor lain yang berada di sepanjang jalan desa cigugur.  pada upacara damar sewu ini desa cigugur akan diterangi oleh damar yang jumlahnya sangat banyak.

2. Pesta Dadung
Pesta Dadung merupakan upacara sakral masyarakat cigugur yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan alam. jika sobat pernah mengikuti upacara pesta dadung ini pasti akan merasakan suasana yang magis saat upacara tersebut. upacara pesta dadung biasa di laksanakan di situ hyang tepatnya di mayasih sebuah kawasan gunung batu. setelah upacara pesta dagung berakhir biasanya di lanjutkan dengan penanaman pohon di daerah tersebut dan acara seribu kentongan.

3. Nyiblung
Nyiblung artinya menepuk-nepuk air sampai mengeluarkan suara sama seperti bunyi gendang. nyiblung sendiri merupakan sebuah perlombaan untuk memeriahkan rentetan acara seren taun. lokasi lomba nyiblung biasanya di kolam renang cigugur (yang terkenal dengan ikan dewanya) untuk sobat yang berminat silakan berpartisipasi dalam lomba nyiblung

4. Tarawangsa
Tarawangsa merupakan acara yang sangat terasa magis pada rentetan upacara seren taun. tarawangsa biasa dilakukan pada malam hari di kawasan taman sari paseban dan dimulai dengan pembakaran kemenyan oleh seorang pawang. pada acara tarawangsa ini kita akan melihat para penari yang menari dengan diikuti musik gamelan, tarian yang mereka lakukan itu dibawah alam sadar mereka  mereka dirasuki roh leluhur. pada acara tarawangsa ini juga sang pawang biasa mengajak para penonton ikut menari dengan cara mengalungkan selendang. untuk penonton yang terpilih maka penonton tersebut akan ikut menari mengikuti iringan musik gamelan dalam kondisi di bawah alam sadar mereka.

5.Kamonesan (kesenian)
kamonesan ini baru sekitar 5 tahunan mengisi semarak upacara seren taun.kamonesan artinya kesenian atau hasil karya seni. dalam upacara seren taun desa cigugur dibagi menjadi 4 blok yaitu santana,karang anyar,paleben dan cipager. dari masing-masing blok tersebut akan di tugaskan membuat kamonesan atau karya seni berupa patung yang terbuat dari bahan-bahan yang disediakan oleh alam ( daun,tumbuhan,buah,jagung.dll) biasanya untuk patung yang dibuat itu berupa patung binatang seperti ikan,harimau,garuda dan naga. masing masing dari binatang tersebut memiliki simbol tersendiri. untuk setiap blok itu diwajibakan untuk mengikuti undian untuk kamonesan yang akan dibuat. setelah hasil karya dari setiap blok selesai dibuat kemudian akan di adakan pawai atau arak-arakan mengelilingi kota kuning sambil membawa hasil karya dari masing-masing blok tersebut.

6.puncak Acara Seren Taun
inilah hari yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat yang ada di desa cigugur puncak Acara Seren Taun. puncak dari upacara seren taun ini sangat meriah sehingga sekitar jam 7 pagi pun masyrakat dan para pendatang sudah berkumpul di halaman gedung Paseban Tri Panca Tungal untuk menyaksikan atraksi atau kesenian yang ada di puncak  perayan upacara seren taun.sehingga pada jam 6 pagi pun akses jalan yang melewati desa cigugur akan ditutup untuk sementara. puncak acara seren taun seperti biasa di awali dengan doa. yang kemudian di teruskan dengan tari buyung-> lengser -> angklung kanekes (masyarakat baduy) -> angklung buncis (dari cigugur) ->pawai kamonesan ->ngajayak + rengkong dan kemudian puncak acara seren taun yaitu nutu padi atau menumbuk padi  bersama-sama.  pada acara seren taun ini biasanya para penonton suka berebut makanan yang telah disediakan oleh panitia dan telah diberi doa yang dipercaya kalau memakannya akan mendapat rejeki yang melimpah.


1 Komentar:

Pada 25 April 2015 pukul 09.36 , Blogger niken neh mengatakan...

Salam.....
Terima kasih untuk makalah yang membahas tentang Dewi Sri, karena dengan makalah ini, bs sy jadikan untuk Literatur Tugas Akhir sy. Mohon maaf sebelumnya saya ingin bertanya apakah tentang dewi sri ini ada tokoh budaya atau Narasumber yg tahu, atau sebagai sesepuh dalam upacara padi? dan bisakah saya hubungi untuk wawancara nanti?? Mohon dibalas ya... atas perhatiannya terima kasih. :D

 

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda