Sabtu, 11 Januari 2014

AKU dan 2014

Tahun 2013 telah berakhir. Sekarang, telah memasuki minggu kedua di tahun 2014. Umumnya, setiap orang ingin menjadikan tahun yang baru lebih baik dibandingkan dengan tahu-tahun sebelumnya. Begitu pula saya, saya ingin tahun 2014 lebih baik dibandingkan tahun 2013. Untuk menjadikan tahun ini lebih baik, tentu saya harus memiliki resolusi di tahun 2014. Resolusi tersebut dapat manjadi acuan untuk saya berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi dalam hal apapun di tahun 2014 ini. Beberapa resolusi yang menjadikan tahun ini lebih baik dari pada tahun sebelumnya adalah:
1. Dapat membagi waktu antara waktu bermain dengan waktu belajar, agar perkuliahan saya tetap berjalan dengan lancar tanpa harus tertunda
2. Belajar lebih giat lagi, agar saya dapat meningkatkan indeks prestasi (IP) di di semester ini dan akan terus meningkat di semester selanjutnya
3. lebih giat untuk menjalankan sholat 5 waktu
4. Lebih rajin untuk menabung, agar saya dapat mewujudkan rencana berlibur saya bersama teman-teman saya pada liburan semester genap. Saya sangat menunggu-nunggu ‘moment’ tersebut. Sejak sekarang, saya telah mencari-cari dan menetapkan tepat wisata mana saja yang akan saya dan teman-teman saya kunjungi dimana tempat wisata tersebut merupakan tempat wisata yang mendunia
5. Selalu sehat, agar dapat menjalankan semua aktifitas dengan baik tanpa harus tertunda oleh sakit

Sabtu, 04 Januari 2014

Pemerintah Yogya Dinilai Lamban Atasi Kemacetan



Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta dinilai lambat mengatasi kemacetan lalu lintas. Terbukti, lalu lintas kian macet. Puncaknya, saat libur akhir tahun dan perayaan tahun baru. “Pemerintah DIY lamban mengambil tindakan. Banyak wacana dan kebijakan, tapi tidak direalisasikan,” kata Ketua Lembaga Konsumen Yogyakarta, J. Widijantoro, kepada Tempo, kemarin.

Dia mencontohkan, rencana kebijakan soal penetapan Malioboro sebagai kawasan pedestrian, yang sudah lama digulirkan. Namun, hingga saat ini belum ada realisasinya. Bahkan, Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X, pada 2 Januari 2014, mengemukakan akan membentuk tim untuk mengkaji solusi kemacetan di DIY. “Lebih baik direalisasikan dulu wacana yang dulu. Dimulai dari Malioboro, sambil melakukan pengkajian oleh tim saat ini,” kata dia.

Dia meminta pelaku usaha di kawasan Malioboro tidak terlalu khawatir usahanya akan sepi pengunjung. Dampak itu dikhawatirkan muncul setelah Malioboro menjadi area khusus pejalan kaki. “Kekhawatiran itu berlebihan. Kan belum diterapkan,” kata Widijantoro.

Widijantoro yakin masyarakat tidak akan keberatan berjalan kaki di Malioboro. Apalagi jaraknya hanya sepanjang satu kilometer. “Enggak masalah. Itu soal kebiasaan saja,” kata dia lagi.

Sultan mengakui, lalu lintas di wilayah DIY, khususnya Kota Yogyakarta, kian macet. Padahal upaya antisipasi telah dilakukan. Salah satunya ketika masyarakat Yogya merayakan momen tahun baru.

Perayaan dialihkan ke titik-titik lain, di luar Malioboro. Nyatanya, saat puncak perayaan, kawasan itu tetap macet. “Apa yang mau dilihat di sana, wong enggak ada apa-apa. Dan saya kan, enggak mungkin melarang masyarakat datang ke Yogyakarta,” kata Sultan saat ditemui di Kepatihan, Yogyakarta, kemarin.

Menurut Sultan, masyarakat Yogyakarta merasa belum puas bila belum melalui Malioboro. Begitu pula masyarakat dari luar Yogyakarta, merasa belum ke Yogya kalau belum sampai Malioboro. Upaya yang akan dilakukan Sultan untuk mengatasi perkara ini antara lain membentuk tim untuk melakukan kajian, minimal feasibility study awal. “Perkara duitnya dari mana, itu teknis. Yang penting, sudah punya hasil studi untuk ditawarkan,” kata Sultan.

Kajian itu misalnya, cara mengurai kemacetan di Jalan Kaliurang dari Universitas Gadjah Mada menuju jalan lingkar utara, apakah memerlukan jembatan layang, atau terowongan.
Begitu pula di perempatan Gondomanan. “Jadi kami akan buat pilihan-pilihan,” katanya.


Sumber: 
http://www.tempo.co/read/news/2014/01/02/058541683/Pemerintah-Yogya-Dinilai-Lamban-Atasi-Kemacetan

Indonesia minta penjelasan tentang penyadapan Singapura dan Korsel


- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa untuk meminta penjelasan dari duta besar Singapura dan Korea Selatan untuk Indonesia terkait kabar yang menyebutkan keterlibatan kedua negara itu dalam aksi penyadapan yang dilakukan oleh Australia dan Amerika Serikat.

"Berkaitan dengan dugaan kedua negara yaitu Singapura, tetangga, sahabat dekat dan sama-sama negara ASEAN, dan juga Korea Selatan, salah satu sahabat Indonesia, yang katanya membantu Australia dan AS dalam penyadapan komunikasi bawah laut di Asia dan wilayah yang lain, meskipun secara spesifik tidak disebutkan Indonesia, (tetapi) Asia... saya sudah menginstruksikan kepada Menlu kita untuk meminta penjelasan dari para dubes negara-negara itu," kata Presiden di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa malam.

Pernyataan Presiden itu diberikan setelah sebelumnya Kepala Negara memimpin rapat terbatas untuk membahas kelanjutan hubungan Indonesia dan Australia pascamenerima surat Perdana Menteri Australia Tony Abbott terkait kabar penyadapan Australia terhadap sejumlah pejabat Indonesia.

Presiden menggarisbawahi pentingnya menyepakati sebuah protokol atau kode etik yang mengatur hubungan kedua negara di masa depan.

Ia mengatakan akan menugaskan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa atau seorang utusan khusus untuk membicarakan secara mendalam dan serius isu-isu yang sensitif berkaitan dengan hubungan bilateral Indonesia Australia pascapenyadapan.

Ia juga berharap kedua negara nantinya melaksanakan dan mematuhi protokol dan kode etik tersebut, yang diharapkan disahkan oleh kedua kepala pemerintahan,

Sementara itu dokumen-dokumen yang dibocorkan oleh Edward Snowden yang dikutip media Australia mengatakan bahwa intelijen militer Singapura membantu badan-badan mata-mata AS, Inggris dan Australia mengumpulkan data lewat kabel bawah laut besar yang menghubungkan lebih dari 30 negara, termasuk China, Indonesia, Malaysia, Arab Saudi, Vietnam, Inggris dan Prancis.

Disebutkan pula peran dari intelijen Korea Selatan untuk menyadap jaringan komunikasi yang melintasi Hongkong, China dan Taiwan. (*)



Sumber :

http://www.antaranews.com/berita/406786/indonesia-minta-penjelasan-tentang-
penyadapan-singapura-dan­-korsel

Siomay Ternyata Berasal Dari Suku Mongolia?



Siomay menjadi salah satu makanan favorite yang paling umum di berbagai negara. Terutama di negara Asia, kaya akan beragam jenis somay. Di Cina, somay merupakan salah satu jenis dimsum dengan nama shaomai.Di Indonesia sendiri siomay dikenal sebagai makanan khas daerah bandung yang dimakan dengan bumbu kacang dan ditambah dengan sayur rebus seperti kol, kentang ataupun tahu.



Faktanya, siomay pertama kali dibuat dan dikonsumsi oleh bangsa mongol. Suku Mongolia mempunyai jenis siomay yang paling tua. Jenis somay tersebut bernama Huhhot Shaomai. Siomay telah menjadi makanan khas turun temurun bangsa Mongolia. Pada awalnya siomay dibuat dari bahan daging babi cincang yang dicampur dengan bahan bawang merah dan jahe, kemudian dibungkus dengan kulit yang terbuat dari tepung.



Suku Mongolia dalam telah mengkonsumsi siomay jauh sebelum bangsa China mempopulerkannya. Jenis huhhot shaomai ini bentuknya sangat unik dibungkus dengan sejenis kulit pangsit yang amat tipis dan bagian atasnya dibentuk seperti kelopak dengan cara diikat. Bangsa Mongolia sendiri mempunyai tradisi yang khas dalam menyajikannya.



Siomay biasanya disajikan di sebuah pan atau piring besar bernama Liang, sebanyak 8 buah. Bisa dinikmati dalam bentuk goreng atau kukus. Kalau siomay khas bandung disajikan bersama bumbu kacang berserta saos dan kecap manis, Huhhot shaomai sendiri disajikan dengan cuka asam dan ditemani dengan secangkir teh hangat.



Sekarang siomay telah bertransformasi kedalam beragam jenis bahan dasarnya serta bentuknya



Sumber : http://id.she.yahoo.com/siomay-ternyata-berasal-dari-suku-mongolia-091300255.html